Setahun lalu kamu pergi meninggalkan aku, meninggalkan kami.
Tanpa pamit, karena kamu pun sebenarnya tak tahu kenapa kamu harus pergi waktu
itu. Masih banyak yang ingin aku lakukan bersamamu, bersama kita semua, dan aku
yakin kamu juga. Tapi aku tahu, keputusan bukan kamu yang buat. Baik kamu, aku,
atau siapapun itu, tidak bisa menolak keputusan itu, hingga seberat apapun,
kami harus tetap berdiri merelakanmu pergi. Sedih, sama seperti sekarang, saat sudah
hamper satu tahun berlalu, begitu cepat.
Saat aku susun kata-kata ini untuk melampiaskan rinduku
padamu, waktu kebersamaan kita kembali muncul dalam otakku. Terlihat begitu
jelas saat pertama kali kamu membuat kamar itu berisik dengan tangisanmu, saat
pertama kali kamu menghirup udara dunia. Juga saat kamu menangis karena ulahku,
atau saat aku menggendongmu dengan tenagaku yang seadanya. Semua terlihat jelas
saat ini, seolah aku melihat rekaman kebersamaan kita dulu. Air mata mulai
kaluar tanpa aku sadari, saat teringat dimana terakhir kali kita bercengkerama,
kamu ceritakan tentang semua yang kamu rasakan. Sebelum akhirnya aku melihatmu
hanya bisa tertidur pasrah disebuah ruangan yang memuakkan itu,kamu tak lagi mengenaliku,
tak mengenali kami, tak mengenali siapapun, mungkin hanya rasa sakit yang kamu
kenali saat itu. Meski akhirnya, sejenak kamu tersadar dan kembali mengenaliku,
beberapa kata juga sempat kau ucapkan padaku.
Akhirnya kamu pun harus pergi juga, pergi ke sebuah tempat persinggahan,
menikmati hasil dari apa yang sudah kamu lakukan waktu dulu. Sampai suatu saat
aku pasti menyusulmu, dan kita semua akan kembali ke asal kita. Kamu adalah perempuan
yang cantik, dimana senyummu akan selalu aku ingat.
No Response to "Merindukanmu (My Sister)"
Post a Comment