Gigihnya anak balita

Siang ini begiru panas, membuat aku malas untuk tetap berada di kamar kos. Aku memutuskan untuk pergi ke taman yang tek jauh dari kosku, dalam fikiranku disana aku bias berteduh di bawah pohon yang rindang sambil baca buku. Sampai di taman mataku mencari tempat yang kosong dan sepi, karena aku ingin meneyelesaikan membaca buku yang aku pinjam kemarin. Aku duduk di tempat yang sangat nyaman, mataku mulai asik menikmati kalimat- kalimat yang tertulis dalam buku.


Lama aku terlena dengan isi dari buku yang aku baca, terdengar suara anak- anak yang mulai berdatangan. Memang setiap siang yang menjelang sore, taman ini di penuhi anak- anak yang bermaian- main. Aku tak perdulikan suara lantang anak- anak kecil yang mulai bising, aku terus asik dengan tulisan- tulisan yang indah dalam buku.


Lelah mata ini membaca, aku mecoba melemaskan syaraf mataku sambil melihat- lihat banyak anak- anak yang main di sekelilingku. Dan dari sekian banyak anak- anak, aku melihat seorang anak balita. Anak itu sangat lucu, aku semakin tertarik untuk tetap menatap anak itu. Dia sedang mencoba berdiri dan melangkahkan kakinya, Ya..dia sedang belajar berdiri dan berjalan. Mataku semakin tajam memperhatikan anak balita tersebut, sambil tatap duduk tidak jauh darinya. Dia mulai bangun lagi dengan bantuan tangannya yang masih sangat mungil dan lemah, sedikit demi sedikit badannya mulai bergerak naik. Tapi dia kembali terduduk, kakinya belum mampu menopang tubuh mungilnya. Anak itu diam sebentar, tak lama dia mulai lagi mencoba untuk kembali berdiri. Tapi kembali gagal dan gagal, tapi tak terdengar tangis dari mulutnya seakan tidak merasakan sakit. Tiba- tiaba seorang Ibu datang dan menggendongnya, mungkin hari ini cukup anak itu bermain. Dan buku yang aku baca, tidak selesai hari ini.


Esok harinya, aku sengaja duduk ditempat yang sama saat aku melihat anak balita kemarin. Aku sengaja datang ke taman agak sore, karena tujuanku hanya ingin melihat anak belita yang aku lihat kemarin. Tak lama aku duduk dan baru sedikit membaca beberapa baris, Ibu dan anak balita kemarin datang. Ibunya kembali mendudukkan anaknya ditempat yang sama, lantas Ia menuju sekelompok Ibu- Ibu yang tidak jauh dari tempat itu. Aku kembali memperhatikan anak itu, hanya ada rasa penasaran apakah anak itu akan mencoba untuk kembali berdiri.


Belum lama mataku tertuju padanya, aku melihat anak itu mencoba menaikkan tubuhnya. “Yaah”, aku berteriak lirih karena meliahat dia kembali gagal melakukannya. Berkali- kali mencoba, tapi dia selalu terjatuh sebelum tubuhnya tegak berdiri. Aku mulai ragu, dan mulai memalingkan mataku ke buku yang sedang ada di tanganku. Belum genap satu lembar aku membaca, mataku melirik anak itu. Dan waow, aku melihat dia sudah berdiri dengan kedua kakinya. Aku hanya bisa tersenyum melihat senyum puas yang tersungging di bibir anak itu.


Belum puas hanya dengan berdiri, anak itu pun mulai melangkahkan kakinya. Langkah pertama mulai dia lakukan, perlahan- lahan dia mengangkat kaki kanannya. Baru sedikit kakinya terangkat, anak itu terjatuh. Sampai tangisan terdengar dari mulutnya, karena kakinya terbentur batu cukup keras. Ibunya dengan cepat berlari mendekati buah hatinya, lantas menggendongya pulang. Hari ini aku cukup senang dengan bias melihat anak itu bias berdiri di atas kaki mungilnya, tapi aku juga khawatir dengan luka yang baru dia dapat.


Aku ingin sekali melihat anak itu berjalan, untuk itu aku ingin kembali duduk ditempat yang sama seperti kemarin. Aku berlari dari kos menuju taman, karena aku tertidur saat selesesai sholat dzuhur tadi. Betapa kagetnya aku, saat sampai ditempat itu, anak balita tersebut sudah bisa melangkahkan kakinya. Kekecewaan ada dalam hatiku, mengapa aku harus terlambat datang. Aku melewatkan momen dimana dia bisa melangkahkan kakinya untuk pertama kali. Tapi aku juga merasa senang karena bisa melihat anak itu berjalan dengan tawa yang sangat lucu. Dan sambil bernafas lega, mataku tertuju pada buku di pangkuanku.


Dalam hati aku hanya bisa berucap, ternyata tidak mudah mendapatkan sesuatu. Bahkan untuk bisa berjalan, anak itu harus berkali- kali terjatuh. Dia harus menangis kesakitan, karena terluka akibat jatuh. Tapi saat kakinya mulai melangkah, senyum dan tawa merekah pada bibirnya. Luka yang ada saat dia terjatuh, seakan tidak terasa lagi, terhapus oleh indahnya keberhasilan.


1 Response to Gigihnya anak balita

August 5, 2007 at 6:57 AM

njajal....

Post a Comment