Mawar

Habis sholat subuh aku keluar rumah, lama juga aku tidak manikmati pagi di rumah. Pandanganku tertuju ke sesosok yang sangat indah, mawar. Bunga yang ditanam oleh adikku, dan sekarang sudah mulai merekah. Warna merah yang terang, membuat otakku tenang. Harum yang keluar, sedikit membuat hati ini nyaman. Dua tangkai bunga mawar yang merekah pagi ini, tapi mereka mampu membuatku sejenak melupakan kelelahan.

Hari berikutnya, aku juga ingin menikmati bunga mawar itu. Seperti kemarin, kedua bunga itu masih terlihat indah. Warna yang menenangkan otak, dan wangi yang masih menghiasi ke dua lubang hidungku. Saat pagi ketiga, aku pun ingin lagi melihat bunga itu. Tapi setelah aku keluar dari pintu rumahku, aku hanya melihat beberapa helai kelopak bunga yang masih ada. Sementara yang lain berguguran, dan aku tidak lagi bisa menikmatinya.

Sungguh indah buang mawar, ciptaan Allah yang luar biasa. Meskipun umurnnya hanya sebentar, rata- rata tiga hari dan setelah itu kelopaknya berguguran. Tapi itu di gunakannya dengan baik, waktunya dimanfaatkan dengan penuh manfaat. Selama dia merekah, dia mampu membuat orang senang dengan warnanya yang menawan. Membuat orang nyaman, dengan semerbak harumnya. Dan mungkin mawar itu tersenyum, ketika kelopak- kelopaknya harus berguguran. Karena selama hidupnya, dia melihat orang tersenyum saat melihatnya. Tiga hari yang meyenangkan, tiga hari yang bermanfaat.

No Response to "Mawar"

Post a Comment