Entah, aku tak tahu

Pagi ini pun tetap sama, matahari memperlambat memamerkan keindahan cahayanya. Tapi embun tetap hadir menemaniku pagi ini, membasahi otakku yang terasa begitu panas. Termenung, mendengarkan Ayat- ayat Tuhan yang kali ini sangat menyejukkan. Sejenak membuat aku begitu nyaman, meninggallkan secuil kesedihan yang sempat membuatku muak. Lembut sentuhan udara pagi, masuk kedalam paru- paruku yang terus mengalunkan irama sendu. Mengiringi makna yang terlantun dari sebuah kata yang tak terucap, membisu bersama langit yang hanya bisa menunjukkan muka muram dengan tetesan air matanya. Aku tak tahu, entah apa yang tersirat dari kebisuannya. Mata yang dulu begitu redup meneduhkan panasnya tatapku, kini terasa sangat dingin membeku. Tak ada senyum, seakan hempasan badai yang sangat kejam sedang menghancurkan senyum itu. Tenggelam, bersama tetes- tetes air yang keluar dari kelopak mata. Entah, aku tak tahu apakah semua akan kembali. Redup tatapan mata, lembut belaian kata, yang seiring menemani bersama Ayat- ayat Tuhan, untuk menyejukkan segumpal darah dalam dada.

No Response to "Entah, aku tak tahu"

Post a Comment