Syair Panjul

Dengan sangat lirih Panjul mendendangkan sebuah celoteh, entah apa yang ada dalam fikirannya kali ini. “ entah apa yang terjadi denganku, mungkin terlalu banyak hal aku tidak tau. Entah apa yang telah menimpaku, mungkin tambah banyak hal yang aku tidak tau. Terlintas banyak sekali tanya dalam otakku, hingga kadang langkah kakiku terhenti atau bahkan harus tersungkur bercampur tanah yang sudah sangat mengering. Sakit…, bahkan sakit sekali. Meski kadang ada tangan- tangan tulus yang mencoba meraih tanganku, dan berusaha mengangkat tubuh lunglai dari kubangan ketakmampuan. Tapi tetap saja aku masih terselimuti dengan kegelapan yang mencekam, menakutiku dengan suara- suara sumbang atau bahkan dengan nyanyian- nyanyian kelam. Ada seberkas cahaya yang sangat ingin aku raih, cahaya yang mampu membuatku tersenyum lepas. Meski jalan yang harus aku lalui dipenuhi batu- batu tajam, angin yang sangat kencang, dan hal- hal yang terdengar menakutkan bagiku. Dan kadang aku terjatuh terhempas angin, atau terluka tertusuk batu yang tajam. Tapi aku ingin kembali berdiri, demi untuk cahaya itu. Aku ingin cahaya itu mampu ku raih, dan aku patri dalam gumpalan darah di dadaku. Hingga mampu menuntunku menapaki kehidupan, mendapatkan akhir dengan kebahagiaan. Cahaya yang mampu melenyapkan entah apa, mengapa, dan tanya- tanya lain. Sampai nafas sudah enggan keluar masuk paru- paruku, meninggalkan tubuh yang terbujur kaku tanpa nyawa “. Dan Panjul pun terlelap, bersama habisnya kata yang keluar dari mulutnya.

No Response to "Syair Panjul"

Post a Comment