Hilangnya rasa terimakasih

Setiap pagi selalu ada udara segar yang masuk kedalam paru-paru, membuat kembali bisa menikmati dunia. Tapi kita balas nikmat itu dengan tak perdulikan perintah-NYA. 

Setiap hari bisa melihat dengan mata, mendengarkan dengan telinga, menghirup udara dengan hidung, berbicara dengan mulut, tangan yang sanggup untuk melakukan apa pun, kaki yang selalu mampu untuk melangkah, tapi kita gunakan semua nikmat itu untuk bermaksiat kepada-NYA. 

Otak yang tertanam di kepala, membuatnya mampu berfikir, tapi tidak kita gunakan untuk selalu mengingat-NYA. 

Hati yang ada dalam dada, sanggup merasakan apa pun. Tapi tidak ada sejengkal ruang pun, untuk DIA bertahta di dalamnya. 

Kesempurnaan fisik yang DIA berikan, tak sedikitpun membuat kita bersujud khusuk kepada-NYA. 

Kemana perginya rasa terimakasih itu, untuk nafas yang kita hirup, untuk kesempurnaan yang bisa kita nikmati, untuk rizki yang kita ambil setiap hari. Sehingga kita berani menentang-NYA, sehingga kita tak sedikitpun takut kepada-NYA. Sehingga rasa syukur itu hilang, pergi bersama sombongya diri.

No Response to "Hilangnya rasa terimakasih"

Post a Comment