Dulu, sekarang, dan mungkin selamanya?

Dulu aku menemukanmu, saat aku setia dengan jari tengah yang mengacung untuk cinta. Saat sayap- sayapmu terlihat luka, tanpa ada senyum indah yang terlihat dari bibir. Hanya wajah kaku yang selalu kamu totonkan, untuk semua orang dan juga untukku. Raut ayu yang Tuhan berikan untukmu, perangai cantik yang tak pernah hilang dan terbaca dari mulutmu yang bisu. Membuat terdiam saat bola mata ini tertuju pada keindahan itu, saat aroma kesejukkan terpancar dari indah tatapmu. Perlahan rasa yang benci masuk kedalam gumpalan darah dalam dadaku, merayu untuk bisa melekat disana. Senyumku bertahta diatas senyum lain, kala aku lihat kengahatan senyummu. Seutas sapaan terdengar merdu bersama merdu suara yang sebelumnya tak aku dengar. Sayap yang dulu terluka, mulai terbang bersama burung- burung kecil menemani dengan kicau- kicaunya. Cukup waktu yang lama, senyum manis selalu ada bersamaku. Hingga tak aku acungkan jari tengah untuk cinta, mungkin aku bosan. Sampai untuk satu hal yang harus aku mengerti, meski sampai sekarang aku tak mengerti. Yang memaksa aku untuk turun, dan bersembunyi darimu. Meninggalkan senyuman yang tak lagi buatku, dan untuk siapa ? lagi- lagi aku tak megerti. Melihat sayapmu yang terus mengepak tanpa lelah, meninggalkan sesosok tubuh yang terselimutkan benci. Dan hingga mataku tak mampu lagi melihat jejakmu, mencium ataupun mendengar. Terkulai lemas tanpa daya untuk mencari, terpaku pada satu titik ketakberdayaan. Entah kapan sayapmu akan terlihat lagi, atau mungkin tak akan pernah kembali. Hingga kini kesadaranku mulai tersadar, mulai mengerti yang dahulu tak aku mengerti.


1 Response to Dulu, sekarang, dan mungkin selamanya?

February 26, 2016 at 11:11 AM

Excellent information and facts. Only real difficulty I was basically receiving was viewing the pics. No idea exactly why.
obat kutil pada kelamin pria dan wanita paling ampuh anabaptistblog.blogspot.com

Post a Comment