Coretan Kusam

Senja yang mulai merayap, pelan- pelan menuju indahnya malam. Matahari pun sudah pulang dari tadi, saat mata ini menatap keagungan ciptaan Tuhan yang mulai memerah di sudut barat. Suara- suara merdu terdengar sesahutan mengetuk pintu telingaku yang dari tadi terisikan kidung- kidung sendu. Hatiku terlarut di dalamnya, keindahan dan keagungan nama dari Pencipta terlantun begitu apik. Sesaat aku pun terbuai dalam ketertundukkan, saat kepalaku tersentak, terpaku dalam sujud. Menghilangkan apa, mengapa, dan tanya- tanya lain yang tak sedikit dalam otakku. Membuaiku dalam kesejukan, kala lidah ini tak henti menyebut nama-NYA, meminta. Meski kata yang teucap dari bibir kadang tak beguna, tak bermakna, dan tak sering pula membuat luka. Mata, tangan, kaki, telinga, hidung, dan apapun, yang aku paksa untuk melakukan dosa. Semuanya terdengar lirih menangis meminta untuk keluar, memohon ampun. Meminta kepadaku untuk tak memaksa lagi, masuk kedalam dosa, kedalam ocehan- ocehan dunia. aku pun bilang iya, tapi mampukah aku...?