Aku tak mengerti

Langitpun masih gelap, cahaya belum datang dari bagian dunia yang lain. Desiran angin begitu jelas terdengar, yang sangat lembut membelai tubuh yang terduduk. Tubuh yang mencoba mengerti, meski sebenarnya tak mengerti. Akan ucap yang keluar dari manis senyum, saat matahari hampir berdiri di tengah- tengah langit. Tetesan air mata terlihat merayap menelusuri kulit pipi itu, dan aku hanya diam menikmati liukkan air matanya. Yang mengiringi seutas kata menyelingi isakkan, ucapan- ucapan lembut ketakberdayaan. Tubuh yang teronggok di sudut, dengan raut yang tenggelam dalam telapak tangan. Membuat seluruh kata yang hampir terucap, tertahan di bibir yang mulai membisu. Sepi, tidak terdengar kata ataupun isak tangis. Yang terdengar hanya suara hati, yang seharusnya tak terdengar. Waktu yang berlalu hanya melihat dua sosok anak manusia yang duduk terpisah, dan hanya terdiam. Sampai terdengar suara yang lembut, menyuruhku untuk meninggalkan sosok tubuh mungil sendiri. Berdiri dan melangkahkan kaki seraya berpaling dari tatapannya, sampai tubuhku tak terlihat lagi. Membawa semua tanya, yang tak terjawab. Tatapan itu, seuatas kata manis itu, senyuman itu, sungguh aku tak mengerti.


No Response to "Aku tak mengerti"

Post a Comment