Renungan Panjul

Hari dimana Panjul tidak ada kegiatan, karena hari ini gak ada kelas. Panjul terduduk dalam sudut ruang, yang selama ini menjadi tempat bernaung dari panas ataupun hujan. Ruang yang menjadi teman saat Panjul sendiri, seperti hari ini. Dalam kesendirian dan di temani kidung yang kali ini terdengar mandayu-dayu. Fikiran Panjul melayang jauh, bahkan sangat jauh. Dengan tatapan tertuju pada atap kamar, terdengar suara hatinya “ ternyata hidup tak semudah yang aku bayangkan “. “ dulu waktu aku masih kecil, yang aku tahu hanya maen, tertawa, nangis, tanpa harus tahu arti dari itu semua”, lanjutnya. Sekarang tubuh Panjul sudah terbaring, dengan kedua tangan terletak di belakang kepalanya. “ sekarang saat umur semakin bertambah, saat aku bukan lagi anak kecil. Fikiranku terpaksa berfikir banyak hal, yang dulu tak harus aku fikirkan. Panjul menarik nafas panjang, sambil sesekali menikmati kidung yang terus mengalun merdu. “ dulu aku hanya bisa meminta uang, tanpa harus memikirkan bagaimana cari uang. Sekarang meski aku masih medapat pasokan dari ortu, tapi terfikir untuk cari uang. Gimana cari kerjaan saat udah lulus kuliah entar, menjadi salah satu hal yang harus aku fikirkan ”. Terlihat mata Panjul menatap kosong, menerawang sangat jauh. “ Belum lagi masalah cinta, yang mau gak mau harus aku fikirkan. Tapi aku gak mau terlalu larut dalam masalah yang satu ini, cinta gak terlalu penting bagiku. Meski suatu saat aku akan menikamati cinta, tapi setelah menikah aja. Itu pun kalo bisa, dan kalo ada yang mau nikah ma aku. Tapi kalo sekarang ada yang mau ma aku dan mau untuk gak sentuhan, gak ciuman, gak pelukan, aku juga mau sih..”, gemelut dalam hati Panjul semakin menjadi. “ aah, bodo amaaat. Yang penting aku ngejalanin hidup ini dengan apa adanya, buat apa mikirin masalah- masalah itu terlalu pusing. Yang aku tetap menjalankan tugasku sebagai manusia, dan menjalankan tugasku sebagai hamba. Yang penting penting aku tetap meminta ma Allah, dan berusaha untuk mencapai apa yang aku minta. Ngapain aku harus buat otak ini terlalu capek mikir, huh….!!! “. Panjul berdiri dari tidurnya dengan senyum, dia duduk ddi depan komputernya dan menajalni rutinitasnya sebagai mahasiswa. Dalam hatinya berfikir, “ hari ini adalah hari ini, besok mudah- mudahan akan lebih dari hari ini. Nikmati aja yang ada hari ini, dengan harapan dan usaha, besok akan mendapatkan yang lebih dari hari ini “.

No Response to "Renungan Panjul"

Post a Comment