Dampak Dari Perubahan Panjul

Mungkin sudah lama aku tenggelam dalam melupakan-NYA, mengaku orang yang beriman tapi tak jarang aku menentang. Sudah lama aku ingin berjalan dalam alur yang benar, di jalan yang tanpa sedikit pun menyepelekan Tuhan. Aku sering tidak meperdulikan panggilan Allah untuk menghentikan sejenak aktivitasku, dan beranjak untuk melaksanakan keawajibanku bersujud kepada-NYA. “ Waktunya masih panjang, sholatnya entar saja ”, itu lah kata yang selalu ada dalam otakku. Sebenarnya hati berontak mendengar fikiran seperti itu, tapi sekali lagi aku munafikkan kata hatiku. Sampai akhirnya suatu hari, seorang temen mengajakku untuk sholat berjamah. Padahal saat itu kuliah masih berjalan. Otakku berkecamuk, inilah saatnya aku melakukan perubahan. Bagiku dan mungkin bagi sebagian mahasiswa, sangat sulit untuk beranjak dari tempat duduk, meninggalkan kegiatan kuliah dan bergegas ke Masjid untuk sholat berjama’ah. Aku pun menuruti ajakan temenku, aku dan temenku ijin untuk keluar untuk sholat berjamah. Baru saja aku mau melakukan perubahan, cobaan pertama datang. Saat ijin, Dosen tidak mengijinkan kami untuk sholat berjama’ah. Langsung saja aku down, hampir tidak percaya dengan apa yang terjadi. Di kampus yang notabennya kampus islami, kami tidak mendapat ijin untuk melakukan sholat berjamah. Tapi dengan diskusi yang cukup alot, kami akhirnya di ijinkan. Tuhan, saat aku mencoba untuk benar- benar jadi hamba-MU, kenapa harus ada hal yang membuat aku ingin mengurungkan niatku. Tapi lupakan hal itu, mungkin saat itu Dosen sedang khilaf. Sejak kejadian itu, aku berusaha untuk memenuhi seruan Allah. Dan sejak saat itu pula, tatapan temen- temen jadi agak aneh. Aku yang biasanya acuh saat adzan berkumandang, sekarang berubah, meskipun tidak dalam penampilan. Sampai suatu saat salah satu temenku ngomong, “ kalau X mungkin biasa setiap adzan dia ijin keluar untuk sholat, tapi kamu terlihat sangat aneh “. Dan aku pun hanya diam sejenak, dan berkata “ aku hanya ingin berubah “. Temenku pun tersenyum dan berkata, “ semoga tetep awet “. Amin, ucapku dalam hati. Lagi, untuk kedua kalinya aku terhempas angin. Tapi ada yang janggal dalam situasi ini, bahkan sangat janggal. Seorang muslim yang memenuhi seruan Tuhan untuk bersujud kepada-NYA, malah di anggap aneh. Tapi seseorang yang mengaku muslim yang tidak memenuhi seruan-NYA, atau bahkan tidak sholat malah tidak di katakan aneh. Sebuah coretan kusam yang tidak bisa di pungkiri.
Dalam sebuah mata kuliah, yang tentunya berbicara tentang islam. Ada hal yang menarik, yang aku dengar dari Dosen pengampu. Tidak tahu asal muasal pembicaraannya
Ini hanya suara hati Panjul, yang berusaha tetap memegang teguh niatnya untuk berubah. Semoga Panjul akan tetap di beri kekuatan, karena hatinya kini mulai tenang.

No Response to "Dampak Dari Perubahan Panjul"

Post a Comment