Kunikmati Cinta Itu

Setiap kubuka mata ini, kala sang surya belum sedikitpun terlihat atupun mengintip dari balik ranting pepohonan. Kunikmati cinta itu, dari desiran udara yang membelai begitu pelan. Membuai aku untuk menghela nafas dalam- dalam, saat aku duduk terpaku dalam khusuk. Sampai terik itu datang, menyinari bumi perlahan. Kunikmati cinta itu, dari sinar matahari yang menghangatkan tubuhku. Menyuguhkan keindahan nyata, kala cahayanya menghantam embun yang masih melekat di ujung- ujung dedaunan, sangat indah. Dan keindahan itu pun berganti, kehangatan pun berganti dengan sengatan panas yang menusuk- nusuk kulit ari. Kunikmati cinta itu, dari seteguk air putih yang membasahi tenggoranku. Memberikan kesejukkan, saat kubasuh muka yang terbakar tajamnya sinar matahari. Ku rebahkkan tubuh ini, hingga bulatan besar di atas sana mulai turun menyusuri langit menuju ke timur. Kunikmati cinta itu, dari mata ini yang menatap merahnya langit senja. Meredupkan sinar yang dari tadi ada, lantas menggantinya dengan gelap gulita. Kunikmati cinta itu, dari kedamaian kegelapan. Yang ternyata tidak sendiri, ada pantulan sinar matahari yang berada di belahan bumi lain. Menciptakan keindahan, saat pantulan itu menyebar, mencoba menerangi gelap. Sunyi, hanya beberapa binatang malam yang masih menyanyikan syair dari kidung kebanggaannya. Dan kunikmati cinta itu, dari mimpi yang menamani. Saat kurebahkan tubuh yang lelah, dan aku tutup mata yang mulai memerah. Yang kurasakan hanya cinta, cinta sempurna yang menemani dalam setiap detik waktu, menemani dalam setiap langkah, juga tersirat dari setiap helaan nafas. Dan terimakasihku, atas cinta-MU.

No Response to "Kunikmati Cinta Itu"

Post a Comment