Telphon dari Ayah

Selesai sholat subuh aku berusaha untuk memejamkan mataku lagi, karena semalem aku tidur jam 01.00 dan bangun jam 03.00 dinihari. Entah kenapa tidurku malam itu sama sekali tidak nyaman, seakan kidung yang terlantun dari komputerku mengajak aku berbicara untuk menemaninya. Dan setelah sholat subuh, aku pun berniat untuk kembali memasuki dunia mimpi. Karena mata ini masih terasa berat untuk terbuka, aku rebahkan tubuhku yang masih di iringi kidung- kidung sendu. Aku pun berhasil menembus dunia yang semalem tidak aku dapatkan, sayup- sayup kidung sudah menghilang dari telingaku. Sebelum aku kaget, ponsel yang aku taruh persis di samping telingaku bunyi. “ Assalamu’alaikum ”, aku membuka pembicaraan. “ Wa’alaikumsalam ”, aku dengar suara Ayahku di seberang sana. “ Ada apa Pak ? “, tanyaku dengan suara yang masih sengau. “ Gini no, Ayah cuma mau ngasih tahu kalau Ibumu lagi kurang sehat “, dada ku berdetak sangat keras setelah mendengar parkataan Ayahku. “ Sakit apa ? “, tanyaku sambil berusaha menenangkan diri. “ Perutnya sakit- sakitan lagi “, Jawab Beliau. Hampir saja aku meneteskan air mata mendengarnya, karena dulu Ibu pernah di rawat di Rumah Sakit dengan penyakit yang sama. Aku sendiri tidak tahu waktu itu penyakit apa yang ada dalam perut Ibu, karena dulu aku masih kecil. “ Tapi kemarin udah di bawa ke dokter, dan kata dokter Ibumu kena magh “, lanjut Ayahku yang menyadarkan aku dari lamunan. “ Tapi tidak parah kan ? terus Ibu sekarang di rumah apa di Rumah Sakit ? “, tanyaku lagi. “ Di rumah, ya Ibumu cuma di suruh makan yang teratur aja “, jawab Ayah. “ Udah ya gitu aja, kamu kuliah and belajar yang bener. Kamu do’ain Ibumu juga biar cepet sehat ! “, lanjut Ayah. “ Ya, Insya Allah “, jawabku singkat. “ Assalamu’laikum “, salam terdengar dari ujung ponsel. “ Wa’alaikumsalam “, jawabku. Aku letakkan ponselku, mataku menerawang jauh menembus atap kamarku. Tanpa di suruh pun, aku akan selalu curahkan do’a untuk Ibu dan untuk kalian. Aku menghela nafas, kembali mencoba menenangkan hati. Tiga minggu lalu, Ibu nelfon aku kalau Beliau sangat senang mendapatkan cucu pertama. Dan sering banget Ibu kirim sms, hanya sekedar nanya kesehatan dan lainnya. Du hari yang lalu Adikku sms aku, dan katanya Ibu kangen sama aku dan mengirimkan salam sayang buat aku. Tuhan, sekarang aku memang jauh dari Ibu. Tapi aku yakin Engkau akan selalu ada buat Beliau, dan menjaganya serta berikan kesehatan buat Ibu.

2 Response to Telphon dari Ayah

Anonymous
March 31, 2008 at 4:34 AM

ikut prihatin dhe, moga ibu lo cepet sembuh, amin

Anonymous
March 31, 2008 at 6:53 PM

Moga ibu mu cepat sembuh ya, Dhe!!

aku juga jadi inget mama ku nih!alhamdulillah kmrn aku tlp, masih sehat-sehat dan selalu ceria seperti biasa. Semoga ibu mu diberi kesehatan dan kebahagiaan oleh Allah ya Dhe!amien...

Post a Comment