Ketika Panjul Jatuh Cinta

Panjul sudah mulai menikmati hidupnya, setelah dia berusaha keras untuk berubah. Kini deru nafasnya tidak lagi di penuhi oleh keragu- raguan, sangat nyaman. Seluruh tubuhnya mendengarkan apa yang terucap dari hati, ucapan- ucapan yang menyejukkan. Dan kali ini hatinya sedang berkata keras kepadanya, kali ini dia berperang dengan apa yang terucap dari gumpalan darah dalam dadanya. Hatinya berkata “ aku sedang jatuh cinta, dan kamu harus tahu itu “. Panjul berfikir keras dengan apa yang baru dia dengar dari dalam dirinya sendiri, termenung. “ Ya, aku memang kagum dengan dia. Dia kelihatanya muslimah sejati, ndak neko- neko, dan keluguan yang sangat natural ”, Panjul berkata melalaui diamnya. Panjul mengenalnya lama, tapi Panjul sudah lama mengunci hatinya untuk mencintai. “ Suatu saat kalau Allah sudah mengisyaratkan untuk menikah, pasti aku akan mencintai seseorang “, ucap Panjul kalau dia di singgung masalah ke jombloannya. “ Tapi aku suka sama dia “, hatinya terus mendesak. Malam itu, saat anak- anak mengadakan acara untuk sekedar melepas lelah. Panjul pun ikut serta di dalamnya, menikamati keindahan malam dalam kesejukkan. Ditemani kidung- kidung yang Panjul dengarkan bersamanya, ditengah ricuh suara yang keluar dari manusia- manusia yang Panjul kenal. Seakan Panjul melayang jauh, saat di sampingnya terdiam sesosok manusia yang terasa dekat. “ Subhanallah, dia sangat indah malam itu. Jilbab yang membalut kepala sampai separoh badannya, dan seluruh pakaianya sama sekali tidak mempertontonkan lekuk tubuhnya. “, kata panjul saat melihat wanita itu. Panjul semakin tidak mengerti dengan apa yang sedang dia rasakan, otaknya bekerja keras untuk mencoba mengerti. “ Ayolah Njul, kamu jangan menyiksa aku seperti ini “, kata hatinya terus memaksa Panjul. Panjul terdiam, dia sendiri tidak tau apa yang harus dia perbuat. Dia tidak mau hancur karena cinta, dia ingin tetap melaju di tengah jalan yang sekarang dia jalani. Menjauhi perasaan- perasaan yang berujung pada penyesalan, dan akhirnya jauh dari Tuhan. “ Allah, cinta ini adalah milik-MU. Aku tidak ingin cinta ini akan membuatku melupakan-MU, lepas dari kasih sayang-MU. Kalau memang Engkau ciptakan dia untukku, maka jagalah dia dalam cinta-MU. Dan ijinkan aku untuk menemuinya nanti, saat syahadat menyatukan kami. Saat keagungan Nama-MU menjadi saksi, dari janji yang terucap dari wajah yang bahagia. Bersama cinta-MU yang akan menemani dalam setiap perjalanan, menuju Ridlo dan Syurga-MU “, ucap Panjul dalam setiap do’a.

2 Response to Ketika Panjul Jatuh Cinta

Anonymous
August 12, 2009 at 3:06 PM

not bad

December 10, 2011 at 10:45 AM

mampir baca-baca gannnn..

Post a Comment