Pemilwa-UAD, Berjuang Untuk Mahasiswa?

Pemilwa UAD (Pemilu Mahasiswa UAD), sudah di dengung- dengungkan sejak bulan lalu. Poster- poster Partai sudah terpampang begitu indah, meskipun sebenarnya sangat mengganggu tatapan mata. Saat kampanye, semua kader dari masing- masing Partai pun sangat semangat memperjuangkan Partainya. Orasi- orasi sangat lantang, dan sangat meyakinkan. Tentunya sangat meyakinkan untuk memilih Partai, dan Calon Presiden Mahasiswa dari Partai masing- masing. Janji- janji, sama persis seperti politikus- politikus professional. Yang jadi pertanyaan aku adalah harus milih siapa? Partai yang ada adalah jebolan dari golongan- golongan yang ada di Kampus, dan aku tidak ikut- ikutan golongan- golongan tersebut. Terus apa untungnya bagi mahasiswa yang netral, atau tidak ikut golongan/organisasi di kampus. Selama ini terlihat, mereka hanya berjuang untuk kemajuan golongan mereka sendiri- sendiri. Tidak berjuang untuk kemajuan mahasiswa, ataupun untuk kemajuan umat islam. Apakah benar omongan mereka saat kampanye, “ kita di sini bukan atas nama golongan, tapi kita disini atas nama mahasiswa, dan akan berjuang untuk mahasiswa “. Aku sendiri kurang yakin dengan orasi yang di gembor- gemborkan masing- masing Partai, terlihat dari cara mereka menyikapi sebuah perbedaan. Yang dulunya teman, sekarang bisa jadi terlihat tidak saling kenal hanya gara- gara beda Partai. Sikap jadi berubah, saling sindir, dan hal aneh yang sebenarnya tidak harus terjadi pada “orang tua” seperti mahasiswa. Terus apa memang tujuan sebuah politik itu untuk merenggangkan sebuah pertemanan, atau bahkan memutuskan jalinan silaturahmi? Itu hanya mereka yang bisa menjawab.

Pada hari H, pemilwa pun dilaksanakan. Sepi, tidak ada antusiasme dari mahasiswa. Mungkin seperti aku, mahasiswa berfikir tidak ada manfaatnya nyoblos, percuma. Tapi aku tetap menganspirasikan hak-ku, aku tetap ikut berpastisipasi. Tidak ada serangan fajar, tapi ada kampanye lewat teknologi. Berjam- jam pemilwa berlangsung, dari pagi sampai sore. Sampai pemilwa di tutup, saatnya perhitungan suara. Yang terlihat di situ juga hanya para simpatisan partai masing- masing, tidak mahasiswa- mahaiswa yang ingin tahu siapa yang memenangkan pemilwa tahun ini. Aku? Mending pulang istirahat, dari pagi kuliah sampai sore, lelah. Sampai ada sms masuk ke HP-ku, yang memberi tahukan yang menang dalam pemilwa. Isinya memberitahukan bahwa partai mereka menang, dan mengucapkan terimakasih. Dalam hati aku berkata, “apa urusannya dengan aku?”. Dan akhir dari sms berbunyi, jaya golongan “x”, jaya partai “x”. Kok tidak ada kata “ Jaya Mahasiswa, Hidup Mahasiswa “? Seperti yang mereka gembor- gemborkan saat kampanye, aneh. Apakah mereka lupa karena terlalu senang dengan kemengan mereka? Hanya mereka yang bisa jawab. Lantas apakah Pemilwa-UAD, benar- benar bertujuan sebagai sarana berjuang untuk mahasiswa? Tapi, selamat untuk Partai Pemenang Pemilwa-UAD 2008. Semoga mampu melaksanakan amanat dengan baik, sukses….!!!!!

No Response to "Pemilwa-UAD, Berjuang Untuk Mahasiswa?"

Post a Comment